Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2017

Benarkah Aku Harus Menjadi Besar?

Bicara soal besar, saya bukan bicara ukuran badan loh yaa. Badan saya sudah besar kok hihihi. Besar yang saya maksud di sini adalah mempunyai nama besar, prestasi besar. Menjadi seseorang yang dihormati, diakui... Benarkah harus demikian?? Selama ini saya diajarkan demikian. Orang-orang sukses pun mengajarkan demikian... Tapiii... Hati saya bilang tidak. Tidak harus besar. Kenapa? Karena kebaikan yang tidak diketahui sebenarnya lebih manis. Prestasi yang tidak diakui terkadang lebih menyenangkan tanpa beban. Eh, padahal kadang kita pengen diakui, dihargai yaaa. Ada di dalam diri kita ingin menjadi orang besar juga. Ya, itu juga tidak salah. Jadilah orang besar, jika itu memang menjadi panggilan. Mempengaruhi banyak orang lewat tindakan dan kata-kata, karya, serta partisipasi. Tapi... Ingin menjadi kecil pun bukan kejahatan. Dari keinginan sederhana membuat orang lain bersukacita atau ingin melihat orang ingin lebih berhikmat atau ingin melihat orang yang lapar menjadi kenyang. Hanya or

Insecure Mama

Gambar
Seminggu ini para emak-emak makin gelisah dengan berita-berita penculikan anak dan pedhopil. Tidak terkecuali saya. Gimana ga. Pelaku-pelaku kejahatannya sekarang bukan cuma orang asing, tapi orang-orang yang kita percaya. Bahkan orang-orang tidak kita duga seperti keluarga sendiri. Buat emak-emak kayak saya, pengen banget kurung anak di rumah. Ga usah main di luar deh. Liat tetangga cowo aja saya jadi mikir macam-macam. Gelisah dan takut Itu yang saya rasakan walau tidak terlalu kentara. Saya juga memilih tidak menyebarkan berita seputar penculikan dan pedhopil karena merasa seperti sedang menularkan dan kegelisahaan saya pada ibu-ibu lain. Makin disebarkan saya makin cemas. Lagian makin disebar bukannya malah bikin orang terinspirasi meniru ya?? (mau gila bayanginnya) Bagus dong ibu-ibu pada takut, jadi waspada.... Iya ga? Ga buat saya. Hahhaha Tindakan yang berdasarkan ketakutan biasanya jadi irasional. Ga masuk akal. Bahkan cenderung ga sehat. Lagipula ada ayat Tuhan bilang, kalau

Ambil Yang Pantas Kamu Miliki

Gambar
Hi jiwaku... Jangan menunggu orang lain memberi apresiasi, beri apresiasi diri sendiri. Apalagi kalau tahu sekeliling memang lebih suka liat keburukanmu daripada hal2 baik yang sudah kamu lakukan. Ambil dan pakai apa yang memang pantas kamu gunakan untuk membangkitkan semangatmu. Jangan berlama-lama merasa menjadi korban. Mengapa berbetah-betah mengasihani diri jika tidak mengubah keadaan? Sekalipun kamu memang korban dan orang pun ga perduli. Mungkin kamu memang terbiasa dikritik, jarang dianggap sebagai pribadi, lebih seperti properti. Jangan berkubang di dalamnya. Kamu tahu untuk apa kamu dilahirkan dan diciptakan. Bukan jadi kotoran, tapi berlian. Keluar dari situ dan bersinarlah. Kalau tidak ada yang berdiri di sisimu 100%, bukankah ada Penguasa Alam Semesta yang paling tahu DNAmu? Jangan biarkan apa yang orang lakukan dan tidak lakukan membuatmu terpuruk, oh yaaa jatuhlah, tapi jatuhlah dalam pelukan Tuhan. Bukan ratapan tanpa ujung yang menghasilkan kebencian pada dunia. Biarkan