Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2017

Orang di depan kita

Berbicaralah dengan hati2. Ada nyawa dalam setiap perkataan. Entahkah itu untuk menghidupkan atau malah mencabutnya Marahlah dengan pengendalian Bukan dengan ledakkan Karna terkadang marah yang tepat membawa kebaikan Dengarlah sebelum bicara Karena selalu ada cerita lainnya di balik sebuah peristiwa Terkadang orang hanya ingin didengar.. Lihatlah lebih jelas... Kebutuhan yang tak terucapkan Kerinduan yang tertahan.. Karena tidak semua hal mudah disampaikan.. Hanya karena takut mengorbankan orang lain.. Dengarkan baik-baik.. Ada orang di hadapan kita... Apa yang dia alami hari ini? Dengarkan dia... Dengarkan matanya Dengarkan wajahnya Dengarkan bahasa tubuhnya.. Terkadang mulutnya bercerita dengan gembira.. Tapi tubuhnya berbicara tentang luka.. Kita tidak perlu jadi pahlawan untuk semua orang Cukup lihat ada orang di depan kita.. Apa yang dialaminya hari ini..

Sedikit Cerita Tentang Menjadi Mama

Gambar
Kalau lagi dapet gini, bawaan melankolis jungkir balik. Puji Tuhan ga meledak2 kayak bulan2 sebelumnya. Masih bisa sabar sama Gi. Walau tetep ada marah kalau dia lagi susah dibilangin, ga sampai meledak2 kayak biasanya. Jadi Mama itu perjuangan lahir batin. Iya... Jadi inget emak di rumah huhuhuh. Nyiksa?? Iya Sakit? Iya Capek? Iya Sepadan ga sih?? Kalau mau hitung2an untung rugi. Ga. Ga sepadan sama sekali. Lebih enak single. Jalan2 sepuasnya. Pakai uang sendiri buat foya2. Nikmatin hidup tanpa tanggung jawab. Bener toohhh?? Tapiii... Aku hidup bukan lagi aku yang hidup... Hehhehee. Jauh sebelum saya nikah, sebelum hamilnya Gi, sebelum Gi lahir.. Saya sudah menyerahkan hidup saya dan semua hak saya sama Tuhan. Jalan2, nikmatin gaji sendiri, beli ini itu jadi ga begitu menarik lagi. Waktu saya memutuskan untuk mengambil bagian dalam rencana Tuhan buat menikah.. Saya menyerahkan 1 lagi hak saya pada Tuhan tentang kebebasan bersenang2 sendirian. Waktu saya meminta Tuhan menumbuhkan benih